Segala puji hanya
milik Allah -Subhanahu wa ta`ala- semata. Sholawat dan salam atas
seorang nabi yang tiada nabi sesudahnya. Amma ba’du.
Siapakah aku,
sehingga diriku pantas diperebutkan? Aku adalah kehormatan. Aku
adalah kecemburuan yang bersemayam di dada setiap muslim yang beriman kepada
Allah -Subhanahu wa ta`ala- dan hari akhir. Aku adalah akal yang sehat, aku
adalah hukum-hukum syariat. Aku adalah kemuliaan. Aku adalah rasa
malu. Aku adalah kesucian. Aku adalah kebaikan, dan aku adalah kehidupan yang
bahagia.
Setelah aku perkenalkan kepada kalian siapakah sebenarnya diriku ini? Maka
aku merasa perlu untuk memperkenalkan kepada kalian, siapakah gadis yang tidak
menarik hatiku, yang tidak akan pernah merenggut cintaku.
Dia adalah gadis yang tidak tahu arah
dan tersesat jalan; gadis yang tidak punya adab, akhlaq dan kepribadian. Aku
katakan kepada kalian, kenapa hatiku tidak terpikat dan tidak tertarik? Karena
dia telah menanggalkan rasa malu dan mencampakkannya. Karena dia telah
melepaskan diri dari Islam, dan menggantinya dengan gaya hidup wanita-wanita
barat yang durhaka.
Dia mengira kecantikan adalah segalanya! Tapi, sesungguhnya kecantikan itu bukanlah seperti
yang dibayangkan oleh wanita yang hina lagi terperdaya ini.
Kecantikan itu adalah kecantikan
ilmu, adab, dan pribadi.
Siapapun yang berjalan dalam gelimang narkotika dan
jarum suntik yang najis itu, maka dia adalah seburuk-buruk manusia, di hadapan
orang yang tidak silau akan penampilan.
Gadis itu tidak menyadari, bahwa kesombongan akan
kecantikan dan hartanya, justru akan menjerumuskannya dalam kebinasaan abadi di
dalam neraka.
Sebenarnya, wanita jalang yang hanya diperebutkan laki-laki hidung belang
itu, tidak lagi bisa terpagari oleh agama, kehormatan dan rasa malu yang
dimilikinya. Dia, wanita yang telah mencampakkan kerudung kehormatan dan jilbab
kesucian. Dia, tidak pernah berpikir tentang
kehidupan di dalam kubur dan siksaannya. Allah telah
berfirman:
إِنَّهُمْ كَانُوا
لَا يَرْجُونَ حِسَاباً
“Sesungguhnya mereka tidak mengharapkan hitungan.”
(QS. an-Naba’: 27).
Dia tidak lagi memiliki sekelumit niat atau sisa-sisa
semangat untuk meneladani wanita wanita shalihah, berbakti kepada Islam, dan
mengharap surga Allah -Subhanahu wa ta`ala- yang luasnya seluas langit dan
bumi.
Yang ada dalam benaknya hanyalah apa yang dipakai oleh
artis fulan dan fulan? Film-film yang diperankan oleh artis-artis Prancis,
Hongkong, Hollywood, dan Bollywood?
Demi Allah Pemilik Ka’bah, alangkah ruginya wanita
yang malang ini. Padahal Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- bersabda:
« صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ
النَارِ لَمْ أَرَهُمَا قَطُّ: نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ، مَائِلاَتٌ
مُمِيْلاَتٌ .. »
“Ada dua
golongan dari ahli neraka yang belum pernah sama sekali kulihat; wanita-wanita
yang mengenakan pakaian tapi telanjang, dan wanita-wanita yang gampang tergoda
dan suka menggoda.”
Alangkah ruginya dia. Ketika di dunia, dia menjadi
bahan cemoohan di antara saudara dan keluarga. Sementara di akhirat, siksa
pedih akan menimpanya.
Betapa lemah akalnya. Dia tidak pernah mau mendengar
nasihat dan peringatan orang-orang yang menyayanginya dan yang
mengkhawatirkannya dari neraka yang bahan bakarnya manusia.
Yang lebih naif, dalam pandangannya, orang-orang yang
selalu mengingatkannya adalah orang-orang yang terbelakang, tidak mengerti
peradaban, serta tidak memahami hakekat kehidupan. Maha benar Allah Yang Maha
Agung ketika Dia berfirman:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ
اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى
سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن
بَعْدِ اللَّهِ
“Apakah engkau mengira terhadap orang yang menjadikan
sesembahan hawa nafsunya dan Allah telah menyesatkannya berada diatas ilmu
sedangkan Allah telah menutup pendengarannya dan hatinya dan telah menjadikan
atas penglihatan mereka tertutup, maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk
setelah Allah.” (QS. al-Jatsiyah:23).
Ya, gadis ini telah menjadi budak hawa nafsunya. Angan-angannya telah
menipunya. Berapa kalipun engkau ingatkan dan engkau nasehati, tetap saja dia
enggan mendengar. Dia akan terus berjalan dalam kubangan lumpur dan kegelapan.
Ucapan orang-orang yang mengingatkanya tidak mampu lagi menyelamatkannya untuk
tidak terperosok ke dalam neraka Hawiyah
Waktu terus
berjalan, dan dia tetap dalam lalai dan sesat. Dia lupa, bahwasanya setiap hari
yang berlalu adalah pengurangan dari umurnya, dan setiap jam yang berputar,
selalu membuatnya semakin dekat kepada kuburan yang sudah menantinya.
Dia benar-benar telah menjadi musuh bagi dirinya,
agamanya, dan masyarakatnya. Dengan tanpa rasa malu, dia selalu membual di
depan kawan-kawannya, bercerita tentang masalah-masalah yang tidak pantas, yang
siapapun pasti akan merasa malu untuk menceritakannya. Semua itu dia dapatkan
dari media audio visual, cetak dan elektronika. Bahkan dia mengajak
teman-temannya untuk meniru tingkah lakunya. Maka, sudah pantas kalau dia di
kemudian hari akan mendapatkan dosanya dan dosa setiap orang yang mengikutinya.
Betapa ruginya wanita ini…..!!!!
Umurnya hilang, perbuatannya sesat, sedang maut setiap
hari memanggilnya.
Bisa jadi, dia berhasil meraih ijazah kesarjanaan.
Akan tetapi ijazah ini justru akan menambah beban yang memberatkannya, dan
bukan menjadi keberuntungan yang membahagiakannya.
Betapa hina dan tertipunya gadis ini.
Dia tenggelam dalam lautan angan-angan, dan binasa dalam samudera asa. Padahal
kematian adalah sangat dekat. Lebih dekat dari tali sandalnya.
Dia suka dengan jalan-jalan di
pasar-pasar dan dan tempat hiburan, tanpa memperhatikan aturan Allah -Subhanahu
wa ta`ala- untuk dirinya.
Dia biasa tidur amat nyenyak tanpa
ingat kewajiban. Dia tidak pernah sadar akan adzab Allah yang telah menantinya.
Dia bisa tertawa riang bersama teman-temannya, padahal Rabb-nya Yang Maha Suci
memurkainya. Dia tidak pernah ingat tempat tinggalnya yang sempit dan gelap di
kuburan kelak, padahal dia pasti akan dibaringkan di dalamnya.
Dia tidak suka jika ada orang yang bicara soal kematian, karena akan
mengganggu kelezatannya dalam menikmati hal-hal yang haram. Dia berusaha menipu
dirinya sendiri hingga ajal menyerangnya. Sehingga, pantaslah jika kelak dia
akan menjadi diantara orang orang yang berkata, “Alangkah baiknya kiranya aku
dahulu mengerjakan (amal kebajikan) untuk hidupku ini” (QS. al-Fajr:24) “Betapa
sangat menyesalnya aku atas kelalaianku dalam (melakukan kewajiban) terhadap
Allah.” (QS. az-Zumar:56).
Maka jika maut telah mendekat, engkau akan melihat
tangis dan air mata, ketika ditampakkan di hadapannya rekaman kehidupannya yang
hitam dan kotor. Dia telah memperdaya banyak pemuda, dengan dandanan, perhiasan
dan suaranya yang nakal. Dia mengkhianati kedua orang tuanya dan membuat murka
tuhannya.
Kelak, ketika sudah berada di depan pintu gerbang
akhirat, dia akan mengiba, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku
mengerjakan amal sholeh terhadap apa yang telah aku tinggalkan” (QS.
al-Mukminun:99-100).
Aku ingatkan kepada gadis itu, “Ketahuilah, bahwasanya
kuburmu sekarang sudah menunggumu. Kubur itu, untuk dirinya, bisa berwujud
sebuah taman diantara taman-taman di surga, tapi juga bisa berubah menjadi
lubang diantara lubang-lubang neraka. Jika engkau berada di dalam yang pertama,
maka berbahagialah dan bergembiralah. Tapi, jika engkau berada di dalam yang
kedua, betapa celaka dan ruginya dirimu.
Demi Allah, tidakkah engkau duduk merenung sejenak? Di
manakah tempat kembalimu, di antara kedua lubang tersebut? Kuburan manakah yang
menjadi balasan bagimu ?
Hai gadis yang bimbang, tidakkah engkau ingat seorang teman wanitamu, yang
telah telah dicabut nyawanya oleh Allah? Tidak pernahkah engkau membayangkan,
temanmu itu berkata bahwa dia akan beramal soleh seandainya diberi kesempatan
untuk kembali hidup didunia? Dan tidakkah engkau berpikir dan bertanya pada
dirimu: Kenapa maut telah menjemputnya, sementara dirimu di biarkan hidup ?
Bisa jadi, ini merupakan suatu rahmat Allah -Subhanahu wa ta`ala- bagimu, Dia
ingin mengingatkanmu dan memberi kesempatan padamu.
Maka sudah sepantasnya, jika orang yang mau mendengar
nasehat orang lain diberi predikat sebagai orang yang berakal.
Jika engkau sudah mulai tertarik dengan ampunan Allah
dan rahmatNya, maka ingatlah sebuah ayat yang sering dibaca Abu Hanifah
rahimahullah, ketika dia sholat tahajjud di akhir malam. Dia sering tidak mampu
menyelesaikan bacaannya karena menangis dan takut akan termasuk di antara
mereka. Padahal, beliau dikenal sebagai seorang ulama yang amat bertakwa dan
zuhud. Ayat itu adalah firman Allah, “Dan tampak bagi mereka dari Allah atas
apa yang mereka tidak mengiranya.” (QS. az-Zumar:47). Sementara dirimu telah
menumpuk amalan-amalan buruk dan engkau merasa aman dari siksa Allah. Ini
merupakan puncak kerugian.
Hasan al-Bashri berkata, “Sesungguhnya ada suatu kaum,
sesembahan mereka berupa angan-angan akan mendapatkan ampunan Allah dengan
mudah, sehingga ketika keluar dari dunia, dia tidak mempunyai amal kebaikan
sama sekali. Salah seorang dari mereka berkata, “Sesungguhnya aku berprasangka
baik kepada Rabku”, padahal dia dusta. Seandainya berprasangka baik, pasti dia
akan memperbaiki amalannya.” Kemudian beliau membaca ayat, yang artinya, “Dan
telah tampak bagi mereka dari Allah, apa yang tidak mereka sangka sangka.” (QS.
az-Zumar:47).
Wahai saudariku, wahai orang yang telah mendholimi
dirinya sendiri, janganlah engkau tertipu oleh wanita-wanita jalang yang durhaka,
atau oleh orang-orang yang seperti mereka. Orang-orang seperti mereka selalu
hidup dalam ancaman bahaya, dan bukan dalam kemajuan. Karena, sesungguhnya
wanita-wanita kafir itu tidak lebih dari apa yang Allah -Subhanahu wa ta`ala-
firmankan, “Tidaklah mereka kecuali seperti binatang ternak bahkan mereka lebih
sesat dari jalan kebenaran.” (QS. al-Furqon:44).
Kemudian perhatikanlah tempat kembali mereka setelah
itu, “Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, siksa neraka
jahanam kalian kepadanya akan mendatangi.” (QS. al-Anbiya:98). Allah -Subhanahu
wa ta`ala- telah berfirman untuk mengingatkan kita dan kaum muslimin, “Dan
orang orang yang kafir, mereka bersenang senang dan mereka makan seperti
binatang maka neraka adalah tempat kembali bagi mereka.” (QS. Muhammad:12).
Apakah engkau ingin seperti mereka? Kulitmu akan
merinding dan bulu kudukmu berdiri. Kemudian, engkau akan berteriak sekeras
kerasnya, “Aku berlindung kepada Allah”. Maka, sesudah itu aku berharap kamu
akan berkata: “Aku mohon ampunanMu, ya Rabbi”.
Wahai
saudariku, maafkan aku jika terlalu keras dalam mengingatkanmu. Sesungguhnya
ini adalah jeritan sayang, nasihat cinta kasih, teriakan cemburu. Aku telah
menulisnya dengan air mataku, agar engkau membuka telingamu, dan engkau
mengikuti hati nuranimu serta agar pikiranmu kembali sadar. Ini adalah
peringatan bagi orang yang memiliki hati dan pendengaran.
Aku memohon kepada Allah, semoga Allah menjadikan
pandanganmu sebagai ibroh (pelajaran), diammu sebagai perenungan, dan ucapanmu
sebagai dzikir. Dan semoga Dia menjadikan dirimu sebagai hambaNya yang mendapat
petunjuk dan mampu memberi petunjuk, hidup bahagia, mati syahid, dan
dikumpulkan bersama Aisyah dan Fatimah serta Khadijah Radiallahuanhunn. Bersama
wanita wanita yang telah mendapat limpahan nikmat Allah, yang berupa nasihat,
dakwah kepada Allah serta ikhlas terhadap agama ini. Aamiin..
* Majalah Qiblati Vol 1 Edisi 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar