Minggu, 13 September 2015

KEUTAMAAN ILMU DAN PENUNTUT ILMU


Defensi Ilmu

1.     Mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
2.     Yang dimaksud dengan ilmu jika disebutkan secara mutlak dalam nas Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah ilmu agama. Beberapa atsar yang menunjukkan akan hal tersebut diantaranya :
@ Berkata Abdullah bin Umar , Ilmu itu ada tiga, kitab yang berbicara (Al-Qur’an), sunnah yang berlaku dan perkataan saya tidak tahu.
@ Berkata Asy Syafi’i, Semua ilmu selain Al-Qur’an menyibukkan, ilmu itu yang terdapat di dalamnya “qala” dan “haddtsana”.
@ Berkata Ibnul Qayyim, Ilmu itu adalah, Allah berfirman, Rasul bersabda dan para sahabat berkata.

Hukum menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap musim
Hukum menuntut ilmu agama wajib menurut keadaan yang berlaku sebagaimana dalam hadits :                                        طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Sunan Ibnu Majah, dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda: “menuntut ilmu fardhu bagi setiap muslim”. “fardhu” menurut keadaan yang berlaku. Misalnya ilmu tentang shalat maka fardhu bagi setiap muslim. Adapun ilmu tentang zakat maka Fardhu ‘Ain bagi orang kaya namun fardhu kifayah bagi orang miskin.

Keutamaan ilmu agama
1.     Termasuk amal jariyah.
Dalam shahih Muslim, dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda,  
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia meninggal maka terputus amalnya kecuali 3 perkara yakni sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shaleh.”
2.     Pondasi amal, QS. Muhammad (47):19.
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan)
selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.”
3.     Setara dengan jihad, QS. At-Taubah (9):122.
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
4.     Makanannya ruh.
Sebagaimana perkataan Imam Ahmad yang dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya, “manusia itu lebih membutuhkan ilmu daripada makanan karena makanan tubuh itu itu dibutuhkan 2 atau 3 kali, sementara ilmu itu setiap saat.”
5.     Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk memilih tambahan ilmu.
QS. Thaha (20):114
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[1], dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
6.     Jalan menuju surga.
”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu.
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ 
niscaya Allah memudahkan baginya  jalan menuju surga”. (HR. Muslim)
7.     Satu dari dua perkara yang diperbolehkan hasad di dalamnya.
Dari Ibnu Mas’ud , Rasulullah bersabda: “Tidak boleh hasad/iri[2] kecuali pada 2 perkara, jika seserang diberi oleh Alah harta maka dia diberi kemampuan untuk menginfakkan hartanya dalam kebaikan, jika seseorang diberi oleh Allah hikmah/ilmu maka ia ajarkan ilmunya pada orang lain.”  (Mutafaqun ‘Alaih)
8.     Tidak berkurang dengan dibagikan bahkan bertambah. Sebagaimana atsar Ali bin Abi Thalib , “Beliau lebih mengutamakan ilmu dari pada harta karena 2 sebab yakni ilmu itu menjaga kita sementara harta kita yang menjaganya dan harat jika dibagikan akan berkurang sedangkan ilmu ketika dibagikan akan bertambah.”

Keutamaan ulama dan para penuntut ilmu
1.     Allah menyebutkan persaksian para ulama atas tauhid bersama persaksian Allah persasian malaikat, Qs. Al-Imran (3):18.
 “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan  melainkan Dia
 (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[3] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
2.     Merekalah orang  yang takut kepada Allah, Qs. Faathir (35):28.
“Dan demikian (pula) diantara manusia,bina
tang-binatang  melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[4]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
3.    Pewaris para Nabi.
“Dan sesungguhnya para   ulama’   adalah
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.” (HR. Tirmidzi)
4.     Manusia terbaik.
”Sebaik-baik kamu adalah
خَـيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاآنَ وَعَلَّمَهُ
orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari)




5.     Termasuk dalam umara, Qs. An Nisaa (4):59.
“Hai orang-orang yg beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
6.     Didoakan oleh penduduk langit dan bumi.
 Dari Abu Umamah , bahwasanya Rasulullah bersabda:
ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَالْآخَرُ عَالِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
"Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua." "Selanjutnya Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan hiu, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia."  ( HR. Tirmidzi )
7.     Malaikat merendahkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu.
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ سَمِعَ زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ قَالَ أَتَيْتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ الْمُرَادِيَّ فَقَالَ
مَا جَاءَ بِكَ فَقُلْتُ ابْتِغَاءَ الْعِلْمِ قَالَ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ
Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah Telah menceritakan kepada kami Ashim bahwa ia mendengar Zir bin Hubaisy ia berkata, "Saya mendatangi Shafwan bin Assal Al Muradi, lalu ia bertanya, "Apa yang menyebabkanmu datang kemari?" saya menjawab, "Ingin menuntut ilmu." Ia lalu berkata, "Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu karena ridla terhadap apa yang mereka cari." (Musnad Ahmad)
8.     Dijauhkan dari laknat dan murka Allah.
Dari Abu Hurairah , saya mndengar Rasulullah bersabda: “ingatlah,sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada Allah & apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu.”.
(HR. Tirmidzi)

Sarana mendapatkan ilmu
1.     Menghadiri majelis ilmu.
2.     Banyak membaca.
3.     Mendengarkan kaset ceramah.
4.     Bertanya pada para ulama.

Tips untuk mudah menguasai ilmu
1.     Ikhlas.
2.     Mujahadah (bersungguh-sungguh).
Para ulama mengatakan “jika engkau memberikan dirimu seluruhnya kepada ilmu, maka ilmu akan memberikan dirinya hanya 1/2nya saja.”
3.     Berdoa.
4.     Meninggalkan maksiat.
5.     Meninggalkan sifat sombong dan malu.
6.     Bermulazamah dengan ulama.
7.     Mengamalkan ilmu.


[1]Maksudnya: Nabi Muhammad dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril kalimat demi kalimat, sebelum Jibril. selesai membacakannya, agr beliau dpt  menghafal & memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.
[2]    Hasad disisni diartikan sebagai mengharap sesuatu dari orang lain tanpa mengharap sesuatu itu hilang dari orang tersebut.
[3]Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
[4].  Yg dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yg mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.